Ehipassiko = buktikan ?
|
|
kc | Date: Friday, 2012-09-21, 12:13 | Message # 1 |
Sergeant
Group: Administrators
Messages: 36
Status: Offline
| Kita semua sepertinya udah pada tau apa itu ehipassiko, kurang lebih yah artinya come 'n see you know.. Apakah ehipassiko tersebut kita harus tetap buktikan sesuatu itu buruk atau tidak, walaupun kita sudah pernah mendengarnya? Atau dengan kata lain 'ngeyel'?
Seperti contohnya : Kata mama sifat iri hati itu tidak baik, karena orang seperti ini hidupnya tidak akan bahagia, selalu gelisah dan cemburu, tidak tenang, dan selalu merasa khawatir dirinya merasa tersaingi, tidak senang melihat orang lain bahagia.. Jadi ia perlu membuktikan perkataan dari mama? Sehingga hal itu benar adanya..
Message edited by kc - Friday, 2012-09-21, 13:14 |
|
| |
Sawi | Date: Friday, 2012-10-19, 20:48 | Message # 2 |
Private
Group: Users
Messages: 1
Status: Offline
| Namo Buddhaya _/|\_
Kalau menurut saya, kalau sesuatu itu kita sudah perna mndengarnya dan telah dibuktikan oleh banyak orang / umum, ya sebenarnya uda ga perlu dibuktikan lagi sih. Tapi kan tiap orang bisa juga masih tetep ada pandangan yang berbeda, ya ga ada salahnya membuktikan lagi kalau memang ingin :DDD itu kebebasan setiap orang kalau mereka masih ingin membuktikan baik atau buruknya. Tapiiiiiiii, sebelum dia membuktikan, sebaiknya jangan dulu menjudge orang lain dan membenarkan dan kekeuh dgn pndapatnya ituuu, kan nanti kalau ternyata setelah kekeuh banget dan ternyata salah malu juga sendiri. ahahahaha. Jadi, intinya kalau untuk menjawab pertanyaan di atas : Ehipassiko apakah sesuatu itu baik atau buruk walaupun sudah pernah mndengarnya sah - sah dan boleh - boleh sajaaa, tapiiii itu bukan berarti 'ngeyel' lhooo. Kalau sy sih ga setuju kalo mau membuktikan itu berarti orang itu ngeyeell. hohoho.
Sepertinya itu saja pendapat awal dari sy. Bagaimana dengan pendapat dan pandangan teman - temin yang lain ?? Mari ditunggu komen - komen nyaa..
Message edited by Sawi - Friday, 2012-10-19, 20:49 |
|
| |
Hendry | Date: Friday, 2012-10-19, 21:55 | Message # 3 |
Private
Group: Checked
Messages: 3
Status: Offline
| Ehipassiko... sebuah kata yang memiliki arti yang dalam kalau mau dikaji dengan benar,, tidak hanya sekedar : datang, lihat dan buktikan sendiri... Tapi makanya lebih dari itu...
Contoh nya: "Kata orang" narkoba itu "buruk" dan sebaiknya kita hindari ... Jadi kalau sebagai seorang Buddhis ... apakah kita harus "Ehipasssiko" terhadap barang yang namanya narkoba itu ?? Kalau tidak coba kan namanya belum Ehipassiko... Betul tidak ??
Nah pengen tau tanggapan teman dulu... Hehe .....
|
|
| |
DC | Date: Saturday, 2012-10-20, 01:44 | Message # 4 |
Private
Group: Checked
Messages: 7
Status: Offline
| Menanggapi pernyataan ko Hendry akan "Kata orang" narkoba itu "buruk" dan sebaiknya kita hindari ... Jadi kalau sebagai seorang Buddhis ... apakah kita harus "Ehipasssiko" terhadap barang yang namanya narkoba itu ?? Kalau tidak coba kan namanya belum Ehipassiko... Betul tidak ??
Kalau menurut saya itu tidak betul. Dalam mempelajari "Ehipassiko" harus dibarengi dengan kebijaksanaan yang kuat, bukan hanya semata kita mengartikan bahwa Ehipassiko mesti dicoba ke diri sendiri, menjadikan kita sebagai "Objek" percobaan. Dengan cukup kita melihat orang lain yang telah melakukan dan membuktikannya bahwa itu salah dan benar, kita dapat menyelami dengan kebijaksanaan penuh kita bahwa hal itu memang salah dan tidak patut dilakukan atau hal itu memang benar dan patut untuk dilakukan. Karena hal tersebut juga merupakan sebuah pembuktian ataupun pengalaman tanpa kita sebagai objek percobaan. Dari pengamatan maupun pembuktian kita sendiri nantinya menciptakan sebuah keyakinan (saddha) terhadap hal tersebut bahwa hal itu benar atau salah. Jadi tidak perlu kita sampai harus mencoba sendirinya dan merugikan diri sendiri bukan?
Arti Ehipassiko sendiri kebanyakan dari kita mengartikan "Buktikan!", "Datang dan Lihatlah", dan menggunakannya dalam kalimat sehari-hari seperti :"Sudah coba atau ehipassiko belum?", "saya udah ehipassiko lho akan hal itu", dll. Padahal makna tersebut bukan hanya sebatas itu saja dan kurang tepat. Arti ehipassiko itu sendiri menunjuk kepada karakteristik ajaran Buddha (Dharma) yang sesungguhnya berarti kita tidak mesti langsung mempercayainya dan menjalankannya, namun mesti kita cari tahu apa manfaatnya, bagaimana prosesnya, dan value chainnya kenapa bisa begini dan begitu dengan melakukan observasi setiap pengalaman diri sendiri dan juga orang lain.
Seperti yang tertulis dalam Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65 : "Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah mempertimbangkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, `Petapa itu adalah guru kami. `Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, `Hal-hal ini adalah bermanfaat, hal-hal ini tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan`, maka sudah selayaknya kalian menerimanya.”
Disini jelas bahwa Ehipassiko tidak semata-mata mengartikan bahwa 'Datang dan buktikanlah sendiri", namun dengan kebijaksanaan yang kita miliki kita memilah, mengamati, menafsir sesuatu ajaran itu adalah benar, berguna, dan telah dialami oleh orang lain, dan lebih baiknya jika kita bisa membuktikannya sendiri dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan menumbuhkan keyakinan (saddha) dalam kebenaran.
Ini saja yang bisa saya jelaskan, mohon maaf jika ada kesalahan kata karena saya susah merangkai kata-kata dengan benar
|
|
| |
kc | Date: Saturday, 2012-10-20, 21:26 | Message # 5 |
Sergeant
Group: Administrators
Messages: 36
Status: Offline
| super sekali Dharma..hahahaa
Kata Ehipassiko emang tenar di telinga orang Buhhis, tapi ya memang sebagian besar orang ehipassiko maknanya seperti itu, atau memang itu sebagai bahan candaan atau apa, tapi yang terjadi sekarang seperti itu..
Ngomong2 itu value chain apaan yak artinya?hahahahha
|
|
| |
Hendry | Date: Sunday, 2012-10-21, 09:04 | Message # 6 |
Private
Group: Checked
Messages: 3
Status: Offline
| Wah keren nih penjelasan Dharma... hehe..
Agree lah.... Memang benar kalau butuh yang namanya kebijaksanaan dalam menjalankan apa yang di ajarkan Guru kita.. Sip... Thumbs up....
|
|
| |
DC | Date: Tuesday, 2012-10-23, 00:19 | Message # 7 |
Private
Group: Checked
Messages: 7
Status: Offline
| Value chain disini artinya seluk beluk atau asal mula sebuah ajaran itu lahir dan berkembang. Kan kita mesti tahu dulu apa yang melatarbelakangi setiap ajaran, makna, dan pengaruhnya di masa sekarang, apakah masih relevan atau tidak. Jadi kita bisa menerima ajaran tersebut dengan baik tanpa keragu-raguan.
|
|
| |